Fenomena Siswa Sering Berbohong

Fenomena siswa sering berbohong – Masalah siswa berbohong di sekolah bukan lagi hal baru dan aneh bagi guru maupun orangtua. Memang, dalam keadaan dan kondisi normal siswa jarang berbohong.

Namun pada waktu tertentu, saat dimana siswa merasa terdesak karena telah melanggar disiplin dan tata tertib sekolah, siswa merasa terpaksa berbohong.

Mencari alasan atau dalih untuk mengelak agar terlepas dari sanksi pelanggaran tata tertib dan disiplin sekolah.

Rumusan tata tertib dan disiplin sekolah diikuti dengan sanksi bagi siswa yang melakukan pelanggaran. Sanksi terhadap pelanggaran dimulai dari sanksi ringan sampai sanksi berat.

Sanksi ringan berupa teguran dan nasehat kepada siswa yang melanggar disiplin sekolah.

Namun sanksi berat dapat berupa pemanggilan orangtua siswa dan dapat berujung dengan sanksi dikeluarkan dari sekolah.

Sanksi pemanggilan orangtua maupun dikeluarkan dari sekolah paling tidak diingini oleh siswa.

Sebelum siswa mendapat sanksi, guru melakukan proses identifikasi permasalahan pelanggaran disiplin sekolah. 

Pada saat inilah siswa sering berbohong. Tidak memberikan jawaban sesungguhnya atau lebih banyak diam karena siswa merasa telah bersalah melanggar disiplin sekolah.

Berbohong alias berdusta merupakan sikap dan tindakan menutupi kesalahan atau fakta yang terjadi sebenarnya. Ada yang menjadi kebiasaan ada pula yang sengaja karena merasa terpaksa berdusta.

A.Latar belakang siswa berbohong

Banyak faktor penyebab siswa berbohong kepada guru di sekolah. Namun demikian secara umum dikelompokkan menjadi dua penyebab, yaitu:

1.Menjaga nama baik
Pada hakikatnya seorang siswa tidak ingin nama baiknya tercemar di mata guru maupun orangtuanya di rumah.

Jika ada kejadian atau tindakan keliru yang dilakukan maka mereka berusaha untuk menutupinya dengan berbohong.

Kalau pun guru mengetahui pelanggaran disiplin sekolah, namun siswa berusaha agar tidak diberitahu kepada orangtuanya di rumah.

Apalagi orangtua siswa sangat tegas dan disiplin mendidik anaknya di rumah. Oleh sebab itu  siswa merasa nyaman dengan cara berbohong agar nama baiknya tidak luntur terutama  di hadapan orangtuanya.

2.Tidak mau menanggung resiko
Seringkali terjadi siswa tidak mau atau takut menerima resiko berupa sanksi yang diberikan guru akaibat pelanggaran disiplin sekolah.

Namun hal itu tidak dibarengi dengan usaha menaati peraturan dan tata tertib sekolah.

Pada kasus lain, surat pemanggilan orangtua dari pihak sekolah sering tidak disampaikan kepada orangtuanya di rumah.

Surat pemanggilan menghilang entah kemana. Dalam hal ini siswa telah melakukan pembohongan terhadap orangtuanya sendiri.

B.Alternatif solusi masalah

Bagaimana solusi mengatasi siswa sering berbohong? Mungkin sangat sulit diterapkan meskipun mudah untuk mengatakannya.

Kebiasaan berbohong kadang-kadang dipengaruhi oleh karakter seorang siswa. Dan ini sangat sulit untuk memperbaikinya.

Namun demikian, alternatif yang perlu diupayakan oleh guru maupun orangtua antara lain:

1.Memberikan kesadaran kepada siswa tentang perbuatan dan resikonya. Setiap tindakan atau perbuatan selalu ada resikonya.

Dan setiap resiko ini harus dipertanggungjawabkan meskipun kadang-kadang tidak menggembirakan. Bahu memikul tangan mencincang, begitu kata peribahasa. Berani berbuat berani pula bertanggung jawab.

2.Tingkatkan komunikasi dan interaksi positif dengan murid. Guru perlu melakukan komunikasi yang baik dengan siswa.

Begitu pula dengan pihak orangtua siswa. Guru maupun orangtua bekerja sama dan memantau perkembangan anak.

Tidak hanya perkembangan negatif, kemajuan yang dicapai siswa pun perlu diinformasikan kepada orangtua melalui pesawat komunikasi dan minimal pada pertemuan resmi di sekolah.***