Faktor Psikis Tentukan Hasil Ujian Anak

Faktor psikis tentukan hasil ujian anak – Ketika mengetahui hasil ujian anak tidak memuaskan. Guru bahkan orangtuanya sering mencap anak malas belajar. Menuduh mereka tidak mempersiapkan ujian dengan baik. Sebaliknya, jarang melakukan analisa mendalam terhadap masalah psikis yang dialami dan menimpa anak ketika masa ujian tiba. Seolah-olah guru maupun orangtua anak hanya tau dengan hasil ujian anak harus bagus.

Faktor psikis,hasil ujian,siswa


Sudah lazim diketahui oleh pendidik. Hasil ujian yang diraih anak tidak hanya ditentukan oleh kesiapan mereka dengan materi pelajaran yang akan diujikan. Ada faktor lain yang kerap tersembunyi dan menyerang pikiran siswa ketika ujian.

Banyak kasus dimana anak sudah belajar di rumah dengan baik. Mereka sudah mempersiapkan materi pelajaran yang akan diuji keesokkan harinya. Namun ketika mengerjakan soal ujian, mereka sering mengalami jalan buntu.

Galau membaca soal ujian. Ragu-ragu dalam menentukan pilihan jawaban yang benar. Dalam benak mereka, pilihan jawaban soal yang ada seolah-olah sama. Sulit menentukan pilihan.

Kondisi seperti ini cenderung menggiring anak untuk melakukan pilihan jawaban yang benar dengan cara menebak. Tak ayal lagi, hasil ujian yang mereka capai tidak memuaskan.

Hal ini menjadi bukti, masih ada faktor lain yang mempengaruhi pencapaian hasil ujian anak. Faktor lain ini boleh jadi luput dari perhatian para guru maupun orangtua siswa.

Yang dimaksud disini adalah kondisi psikis anak yang sering terganggu sebelum mereka mengerjakan soal ujian. Apa contohnya? Anak mengalami stres cukup berarti di rumah maupun di perjalanan ke sekolah.

Terlambat bangun

Terlambat bangun kadang-kadang memicu stres pada sebagian siswa. Akibatnya anak menjadi tergesa-gesa dan cemas akan telat sampai di sekolah. Belum lagi peralatan sekolah dan keperluan ujian yang harus dicari dan belum sempat dipersiapkan sejak tadi malam.

Konflik internal di rumah

Sebelum berangkat sekolah sering terjadi pada anak masalah dengan orangtua atau saudaranya. Anak mendapat marah terlebih dulu karena sesuatu hal sebelum meninggalkan rumah. 

Atau bermasalah dengan saudara sehingga menimbulkan galau yang mengganggu kondisi psikis. Kadang-kadang persoalan internal di rumah sebelum berangkat terbawa ke sekolah tanpa disadari. Ini mengganggu anak untuk mengerjakan soal ujian.

Masalah di perjalanan

Konflik psikis bisa juga terjadi menjelang sampai ke lokasi sekolah. Misalnya konflik dengan teman di perjalanan, bahkan dengan orang yang ditemui di jalan. Bagi yang menggunakan kendaraan bermotor roda dua, konflik kecil sering terjadi di jalan raya. 

Misalnya, menghadapi persoalan kemacetan, kesalahpahaman antar sesama pengendara, dan lain sebagainya. Begitu pula konflik batin karena kerusakan kendaraan; motor ngadat, ban kempes, dan lain sebagainya.

Kondisi psikis yang dialami anak sebelum menghadapi ujian berpengaruh besar terhadap hasil ujian yang diraih anak. Oleh sebab itu anak perlu meminimalisir segala kemungkinan yang menimbulkan stres sebelum menghadapi ujian.


Orangtua perlu menciptakan suasana kondusif di rumah agar anak dapat mengikuti ujian dengan baik. Sedangkan guru perlu memberikan perhatian lebih terhadap anak yang rentang mengalami kondisi psikis yang buruk.***