Kurikulum Itu Ibarat Sebuah Kendaraan

Kurikulum itu ibarat sebuah kendaraan Strategi pendidikan yang dikembangkan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini melibatkan berbagai komponen dari tingkat pusat sampai ke tingkat sekolah. Masing-masing komponen harus bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan dimaksud.

Strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah melibatkan 3 variabel utama yaitu: kurikulum, guru dan pembelajaran.

Akan tetapi kedudukan guru menjadi variabel sentral dari variabel lainnya. Guru akan mentransformasikan nilai-nilai yang ada pada kurikulum kepada siswa melalui pembelajaran.
Baca : 3 Variabel Utama Proses pendidikan di Lembaga Sekolah
Kurikulum itu ibarat sebuah kendaraan, guru adalah sopir dari kendaran tersebut. Pembelajaran ibarat jalan yang akan ditempuh. Sopir mempunyai tujuan hendak dicapai.

Oleh sebab itu seorang supir harus menguasai keadaan kendaraannya dengan baik.
Mengetahui penumpangnya masing-masing yang ada di atas kendaraannya.

Yang lebih penting adalah mengetahui persis jalan yang akan ditempuh agar tercapai tujuan dengan efektif dan efisien.

Kurikulum itu sesungguhnya hanyalah seperangkat benda mati. Program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan. Itu sebabnya dikatakan bahwa kurikulum sebagai jembatan mutu pendidikan. 

Baca juga : Kurikulum Pendidikan di Sekolah
Namun buku kurikulum  berupa benda mati tersebut mempunyai potensi luar biasa untuk dapat digerakkan. Dapat mengubah pribadi dan pengetahuan siswa.  

Guru itu ibarat sopir kendaraan. Guru harus menguasai kurikulum dengan baik, menterjemahkan nilai-nilai yang ada di dalam kurikulum serta mentransformasikannya kepada siswa melalui pembelajaran. 

Melalui kepiawaian guru mengelola kurikulum diharapkan dapat memberi pengaruh besar terhadap siswa melalui pembelajaran yang dilaksanakannya.

Guru sebagai pelaksana kurikulum di lapangan harus dapat membaca, memahami dan menterjemahkan isi kurikulum dengan baik ke dalam sebuah pembelajaran.

Kemampuan guru mendisain kurikulum pembelajaran berdampak luar biasa terhadap tujuan yang hendak dicapai yaitu mengubah sikap dan tingkah laku siswa, intelektual dan keterampilan siswa.

Pembelajaran itu ibarat lintasan jalan raya yang harus dilalui. Jika kurikulum sudah disusun dengan bagus dan rapi, guru sudah siap mengoperasikannya, maka guru harus mempraktikkannya melalui proses belajar dan mengajar. 

Kemampuan guru mendisain kurikulum sangat menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran. Tidak akan berarti kurikulum dan keberadaan seorang guru tanpa melalui proses pembelajaran.
Simak juga : Guru itu Disainer Pembelajaran
Itulah pembahasan tentang perumpamaan sebuah kurikulum pendidikan dalam pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas.***