Apa Yang Dimiliki Guru dan Siswa adalah Alat Peraga Pembelajaran

Apa yang dimiliki guru dan siswa adalah alat peraga pembelajaran - Alat peraga pembelajaran di sekolah terbatas? Jangan ambil pusing dengan keterbatasan tersebut. Apalagi sampai mengeluh, tidak ada gunanya kita mengeluh dan selalu mengeluh karena kurangnya alat peraga pelajaran di sekolah.

Kalaupun diminta kepada pemerintah melalui pimpinan sekolah, itu prosedurnya panjang banget.

Alasannya pun macam-macam: dana terbatas, tahun depanlah, pokoknya macam-macam. Sementara proses belajar siswa akan berjalan terus dari waktu ke waktu.

Fisika termasuk mata pelajaran yang membutuhkan media dan alat peraga. Akan tetapi tidak semua sekolah yang mempunyai sarana dan fasilitas belajar fisika yang mencukupi.

Yang sering menderita kekurangan alat peraga pada umumnya adalah sekolah yang jauh dari kota  atau kota kabupaten.

Apakah guru hanya menerima apa adanya keadaan sekolah? Tidak! Masih ada strategi lain yang perlu diakali.

Apa yang kita punya dapat dijadikan alat peraga.

Mari kita simak beberapa contoh berikut:

1.Rambut dan mistar

Rambut guru dan siswa (kecuali guru dan siswi berjilbab) bisa dijadikan media belajar gejala listrik statis di kelas IX SMP/Sederajat.

Kemudian dibutuhkan mistar plastik yang sudah dimiliki siswa. 

Gosokkan mistar plastik pada rambut siswa (laki-laki), kemudian mistar di dekatkan pada sobekan kertas kecil.

Mistar akan menarik sobekan kertas kecil. Mengapa? 

Mistar plastik telah kelebihan muatan elektron (listrik negatif) setalah mendapat tambahan elektron dari rambut siswa.

2.Mata dan kacamata

Tadi rambut guru dan siswa, sekarang turun ke bawah: mata dan kaca mata.

Mata adalah alat optik (alat bantu penglihatan). Kelebihan mata sebagai alat optik terletak pada lensa mata yang dapat berakomodasi (menebal-menipis) secara otomatis, ini tergantung pada jarak benda yang dilihat.

Jika melihat benda jauh, lensa mata menipis. Begitu sebaliknya.

Kaca mata adalah alat optik buatan. Lensanya tidak bisa menebal dan menipis secara otomatis.

Orang yang menderita rabun jauh (miopi) pasti menggunakan kaca mata lensa negatif (minus).

Untuk memusatkan bayangan benda agar tepat jatuh di retina mata. Mata dan kaca mata merupakan alat peraga pada materi Optik di kelas VIII SMP/Sederajat.

3.Cermin hias dan jarum pentul

Pasti ada siswa perempuan membawa cermin hias. Kalau nggak percaya coba periksa tas mereka…heheh.

Kalau guru perempuan banyak yang membawa cermin hias. Maaf, admin nggak pernah periksa isi tas ibuk-ibuk guru, lho?

Buat apa cermin hias? Buat memeriksa wajah guru? Jarum pentul? Buat nusuk kulit siswa? Ah, enggak!

Sekali lagi, ini dijadikan media belajar materi pemantulan cahaya di kelas VIII SMP/Sederajat.

Tancapkan sebuah jarum pentul di meja di depan cermin hias. Perhatikan sifat bayangan jarum pentul.

Bayangan jarum pentul pasti di belakang cermin. Coba lihat di belakang cermin. 

Ada jarum pentul di sana? Tidak! Nah, itu dikatakan cermin datar (cermin hias) membentuk bayangan semu, seolah-olah bayangannya di belakang cermin.

Tentu, masih banyak benda yang dimiliki guru dan siswa yang dapat dijadikan sebagai alat peraga pembelajaran di kelas.***