Shalat Ied Khusuk Meski Kondisi Masjid Darurat, Ustadz Iswardi : Siapkan Bekal Dengan Bersyukur dan Berbakti pada Orangtua

Shalat ied khusuk meski kondisi masjid darurat, ustadz iswardi : Siapkan bekal dengan bersyukur dan berbakti pada orangtua - Masyarakat Jorong Rajawali Kenagarian Tigo Jangko dan sekitarnya melaksanakan shalat Ied di Masjid Nurul Iman, Rabu (10/04/24).

Ustadz Iswardi SPd.I imam dan khatib shalat Ied di Masjid Nurul Iman Tigo Jangko (Matrapendidikan.id)

Shalat ied khusuk dan berjalan lancar meskipun dilaksanakan dalam kerangka bangunan masjid yang sedang proses pembangunan.

Bahkan panitia sudah memasang tenda darurat dalam masjid untuk mengantisipasi cuaca yang terlihat mendung apalagi turun hujan pada malam hari.

Shalat Ied dalam kerangka bangunan Masjid Nurul Iman Tigo Jangko (Matrapendidikan.id)

Ketua panitia Masjid Nurul Iman Arlis Anwar SPd dalam sambutannya menyampaikan maaf atas kondisi darurat bangunan masjid.

"Insyaallah Idul Fitri tahun berikutnya masjid ini akan rampung dan kita bisa shalat ied dalam ruangan masjid yang sudah bagus," timpal Arlis Anwar SPd di hadapan para jamaah shalat ied.

Bersyukur dan berbakti pada orangtua

Ustadz Iswardi SPd.I dari Nagari Tigo Jangko bertindak sebagai imam dan khatib shalat Ied.

Dalam kutbahnya, Ustadz Iswardi SPd.I mengingatkan kembali pada jama'ah untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT serta berbakti kepada kedua orangtua.

"Bersyukur kepada Allah SWT dan berbakti pada orangtua adalah kunci kesuksesan seorang muslim di dunia maupun di akhirat. 

Tidak ada kesuksesan seorang muslim kalau semasa di dunia tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT." ujar Ustadz Iswandi SPd.I.

Selain itu sambung ustadz, juga tidak ada seorang pun yang sukses tanpa ridho kedua orangtua. 

Melaksanakan perintah Allah SWT dan menghentikan segala laranganNya adalah ciri orang yang beriman dan bertakwa.

Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk 'mudik' menuju kampung halaman yang abadi di akhirat nanti.

Sebelum itu diawal kutbahnya Ustadz Iswandi SPd.I memberikan ilustrasi segar fenomena mudik lebaran yang terjadi saat ini.

Setiap pemudik sudah pasti menyiapkan bekal untuk mudik ke kampung halaman. Jika tidak mempunyai bekal lebaran ini mereka akan menunda untuk mudik ke kampung halaman tercinta.

"Akan tetapi, jika Allah SWT telah memanggil kita mudik ke kampung akhirat, tidak ada jalan lain kecuali memiliki bekal yang terbaik dan tidak bisa ditunda," tandas ustadz.

Pada bagian lain kutbahnya. Khatib shalat Ied mengingatkan betapa pentingnya berbakti kepada orangtua.

Orangtua telah berjasa besar sudah mengandung, melahirkan, membesarkan dan mendidik kita menjadi orang sukses.

Ridho orangtua adalah ridho-Nya Allah SWT. Maka muliakanlah kedua orangtua selagi mereka masih hidup dan doakan jika mereka telah meninggal dunia.

Berkaitan dengan ridho orangtua terhadap anak, ustad Iswardi SPd.I mengutip kisah Uwais Al Qarni. Seorang pemuda miskin yang menggendong ibunya yang lumpuh untuk naik haji.

Kisah kedua yang disampaikan khatib shalat Ied adalah kusah Al Qamah, seorang sahabat yang taat beribadah shalat.

Akan tetapi ketika sakaratul maut lidah Al Qamah tersendat mengucapkan kalimat shahadat. Para sahabat sudah berusaha menalqinkan kalimat syahadat tetapi Al Qamah masih tidak bisa mengucapkan kalimat shahadat.

Penyebabnya karena ibu Al Qamah tidak ridho dengan anaknya yang sudah lalai ketika sudah berkeluarga dan sukses.

Akhirnya ibu Al Qamah memaafkan kesalahan anaknya dan Al Qamah dapat mengucapkan kalimat syahadat.

Pada bagian akhir kutbah shalat ied khatib menyimpulkan bahwa kesuksesan seseorang di dunia sampai akhirat dengan selalu bersyukur kepada Allah SWT dan berbakti kepada kedua orangtua..***