Komponen Penentu Kualitas Pembelajaran

Komponen penentu kualitas pembelajaran - Hasil yang diperoleh siswa  pada ujian nasional (UN), belum bisa diklaim sebagai indikator kualitas pembelajaran di kelas semata. Sebab, untuk mempersiapkan UN siswa telah melakukan berbagai upaya di luar jam belajar di sekolah. 

Misalnya siswa aktif mengikuti bimbingan belajar, les privat, dan belajar tambahan sore.

Namun pembelajaran yang berkualitas ikut mempengaruhi hasil belajar siswa pada UN.

Paling tidak ada dua indikasi pembelajaran berkualitas. Pertama, proses pembelajaran menyenangkan siswa.

Siswa merasa betah dan bersemangat mengikuti pelajaran. Perilaku siswa menyimpang tidak banyak yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Guru tidak terlalu sukar untuk mengelola kelas.

Kedua, hasil belajar siswa memuaskan. Siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal. Dengan demikian, pembelajaran berkualitas dipandang dari aspek proses dan hasil.

Ada 3 faktor utama penentu kualitas pembelajaran di ruang kelas:

1.Guru

Strategi dan metode mengajar yang digunakan akan menentukan kualitas pembelajaran di kelas. Strategi yang jitu dan metode yang tepat akan menciptakan pembelajaran bermakna bagi siswa.

Pendekatan yang digunakan dalam mengajar meliputi perencanaan administrasi maupun non teknis. Metode yang tepat adalah metode mengajar yang sesuai dengan karakter materi pelajaran, siswa dan fasilitas belajar yang tersedia.

Gaya dan teknik mengajar guru juga ikut menentukan kualitas pembelajaran. Guru yang menguasai materi, piawai dalam berbahasa, demokratis dalam mengajar lebih berpeluang untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan siswa.

2.Sarana dan fasilitas belajar

Sarana dan fasilitas belajar merupakan semua benda atau materi yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran. Pembelajaran memerlukan adanya media dan alat peraga.

Kalau perlu dilengkapi dengan fasilitas laboratorium yang memadai. Semua bahan ini membantu siswa untuk menerima dan mencerna materi pelajaran dengan baik.

3.Siswa

Dalam konteks pendidikan, siswa adalah subjek sekaligus objek yang belajar. Siswa memiliki konsep-konsep ilmu yang sudah mereka dapatkan dari jenjang pendidikan sebelumnya dan pengalaman emperis sehari-hari.

Pengembangan konsep ilmu tersebut diluruskan dan dikembangkan melalui proses pembelajaran. Siswa ternyata bukanlah ibarat botol kosong yang harus diisi dari awal.

Input siswa antara satu sekolah dengan sekolah lain tidak pernah persis sama. Latar belakang sosial dan geografi menentukan input siswa suatu sekolah. 

Sekolah yang merekrut siswa dengan sistem seleksi akan memiliki input intelektual yang lebih jika dibandingkan dengan sekolah yang melaksanakan wajib belajar.***