Opini Orang Lain Terhadap Anak Ambis

Opini orang lain terhadap Anak Ambis - Di dalam kehidupan nyata terutama untuk kalian yang masih di jenjang sekolah atau perkuliahan pasti gak asing dengan kata Ambis. Kata  ambis atau ambisius berasal dari kata ambisi, yang berkaitan dengan seseorang yang berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang baik.

Ilustrasi gambar (freepik.com)

Yak, kata ambis ini, termasuk kata yang populer di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Ambis memberikan dampak positif pada seseorang. Sebab, sifat ambis ini cenderung mendorong seseorang untuk berusaha sekuat tenaga demi mencapai tujuannya.

Kata "Ambis" direpresentasikan kepada seseorang yang aktif baik menjawab soal, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain sebagainya di tempat ia belajar.

Ambis atau ambisius kerap kali dijadikan konotasi yang buruk bagi seseorang karena dianggap sedang caper, atau cari perhatian.

Karena merasa dirinya dianggap paling pintar di kelas, ia jadi bersikap semena-mena terhadap teman-teman yang lain.

Ia jadi tidak peduli dengan lingkungan sekitar karena merasa dia yang paling perlu diperhatikan. Ia kemudian bisa merasa bahwa prestasi atau kemampuan yang ia miliki ini menjadi salah satu hal unggul yang semua orang harus tau akan hal itu.

Seseorang yang memiliki sifat ambis, sebenarnya ia mengkhawatirkan masa depannya. Akan seperti apa masa depannya nanti jika ia tidak bertindak secara cepat dan tepat. 

Maka dari itu, terkadang seseorang yang ambis ini sering berpikir dengan orientasi jangka panjang karena ia memikirkan masa depannya nanti.

Hal ini didukung dengan prestasi-prestasi yang ingin terus ia dapatkan yang malah nantinya bisa menjadikan dia berperilaku individualisme, hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri tanpa melihat lingkungan sekitarnya.

Ambis itu wajar dan perlu, karena menurut pandangan dia ambis itu haus akan ilmu dan tujuan dia.

Dulu aku berpikir orang ambis itu haus akan pujian dan caper ke guru atau dosen, setelah aku pikir lagi ambis itu haus akan ilmu dan tujuannya.

Kayak misalnya si A rajin belajar karena pengen banget masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Dia udah mencoba mendaftar di berbagai macam Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Jawa,tetapi tidak ada satupun Perguruan Tinggi Negeri yang lolos.

Dia kecewa ya menurut aku si wajar, karena dia udah berusaha sekuat dan semampunya buat lolos PTN favoritnya.

Dan ternyata hasilnya ga sesuai sama ekspetasinya. Tetapi dia terus berusaha dan berdoa supaya lolos ke PTN favoritnya. 

Terkadang untuk mendapatkan apa yang diinginkan ada beberapa orang yang menghalalkan segala cara hingga bisa merugikan pihak lain.

Jika kamu ingin melakukan tindakan tersebut, maka coba pikirkan kembali, apakah dengan merugikan orang lain itu kamu akan mendapatkan sesuatu yang setimpal dengan usaha mu yang selama ini .

Sebenarnya apapun itu alasannya, kamu tidak boleh merugikan orang lain apalagi kamu melakukannya dengan kekerasan.

Perlu kamu ingat jangan pernah menyakiti atau merugikan orang lain jika kamu tidak ingin di sakiti oleh orang lain juga. 

Meskipun demikian, mengapa hal tersebut masih dianggap salah atau buruk bagi orang lain?

Menurut pandangan orang yang biasa-biasa saja, dalam menginginkan sesuatu terhadap mereka yang ambis dalam menginginkan suatu hal.

Sebenarnya ada kesan yang dimana orang-orang ambis dianggap tidak memperdulikan orang lain. 

Mengapa demikian? Karena mereka hanya memikirkan bagaimana caranya cita-cita mereka bisa cepat tercapai, terkadang tidak memperhatikan lingkungan sekitar dan dianggap sombong oleh orang lain. 

Dengan demikian, konsepsi negatif muncul kepada orang-orang yang ambis dan tidak sedikit yang menjauhi mereka.

Menjadi Ambis, bukan berarti kita bisa sewenang-wenang dalam berperilaku.

Ingat, kita juga sebagai makhluk sosial yang mana tidak bisa hidup sendiri, perlu bantuan orang lain.

Jika kita berperilaku egois, semaunya sendiri, ya tidak akan ada yang mau berteman dengan kita.

kesimpulan yang bisa ambil adalah ambis itu positif tapi ada segelintir orang yang melakukannya dengan cara-cara ‘menyebalkan’ sehingga muncul konotasi negatif dari ambis.

Yuk, mulai sekarang kita introspeksi diri lagi biar nggak dipandang orang kalo anak ambis itu pasti caper! Semangat ambis, tetap positif! (Oleh : Aisyah Citra Rahmayani/mahasiswa Universitas Sebelas Maret)