Hafal Al-Qur'an, Impian Setiap Muslim

Hafal Al Quran, impian setiap Muslim - Membaca Al Quran adalah  kewajiban bagi seorang Muslim. Karena melihat huruf Arab juga menjadi kewajiban bagi seorang Muslim.

Pada zaman dahulu Al Quran tidak dibacakan, tetapi dihafalkan karena Muhammad Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tidak bisa membaca dan menulis.

Surat pertama yang diturunkan (Al Alaq, Surah 96) yang terdiri dari lima ayat disampaikan secara lisan oleh Malaikat Jibril di Gua Hira di Jabal Nur di Bulan Ramadhan.

Percakapan pertama dengan Jibril itu menjadi tonggak sejarah Kenabian dan menegaskan bahwa Nabi yang ummiy (tidak bisa baca tulis) bukanlah pengarang Al Quran, tetapi semuanya murni Kalamullah (Firman atau ucapan Allah).

Al Quran Surah Al A’raaf, 7, 157 mengatakan, “Yaitu, orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummiy (tidak bisa baca tulis)”.

Kemampuan ingatan manusia di zaman Rasulullah sudah terbentuk karena Bangsa Arab memiliki ingatan yang sangat kuat, hafal syair-syair yang panjang, juga silsilah keluarga sehingga tidak heran jika Al Quran yang terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6.236 ayat (kalimat) menurut riwayat Hafsh dan tertulis dalam 604 halaman bisa dihafal.

Kini, kemampuan menghafal Al Quran tidak lagi jadi keistimewaan Bangsa Arab, tetapi sudah menyebar ke seluruh dunia. Terlebih lagi di Bulan Ramadhan, kaum Muslimin berlomba-membaca dan menghafalnya, dari anak  kecil hingga tua renta, khusyuk  membaca dan menghafalnya.

Sahabat-sahabat ku sekalian, perlu kita ketahui bahwa Allah subhanahu wataala telah mengaskan dalam Al-Qur’an tentang kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an, tidak hanya sekali Allah mengatakan, tetapi sampai empat kali dalam surat yang sama Allah menjamin bahwa Al-Qur’an itu mudah untuk dihafal, maka yang jadi pertanyaan nya adalah, adakah yang ingin mengambil pelajaran? 

Adakah yang ingin berusaha untuk menghafal nya? Karena terkadang banyak dari kita hanya memikirkan kesulitan-kesulitan yang akan kita hadapi saja, tetapi sedikit yang ingin mengambil langkah itu.

Kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang dapat mempersulit diri kita sendiri, seperti contoh: jika saya menghafal Al-Qur’an apakah waktu bermain saya akan berkurang? Jika saya menghafal Al-Qur’an bisakah saya tetap belajar dengan baik?.

Banyak sekali pertanyaan yang seperti ini, sampai-sampai mereka pun akhirnya sama sekali tidak memulai untuk menghafal Al-Qur’an, padahal mulai saja dulu untuk menghafal Al-Qur’an, jika kita benar-benar niat untuk menghafal Al-Qur’an maka in syaa Allah semuanya akan dimudahkan.

Jika manusia yang menjamin, anda bisa saja tidak percaya, tetapi dalam hal ini Allah Subhanahu watala langsung yang menjamin bahwa Al-Qur’an itu mudah untuk dihafal.

Mengingat betapa banyaknya kemuliaan dan keutamaan bagi orang yang menghafal Al-Qur’an.

Hendaknya orang yang menghafal Al-Qur’an tidak menjadikan hafalan Al-Qur’an hanya sekedar hafalan tanpa berusaha memahami, merenungi, dan mengamalkan isinya atau bahkan hanya menjadikannya sebagai ajang berbangga-bangga belaka. Wal’iyadzubillah.

Menjaga Hafalan yang sudah hafal, karena lebih baik hafalan sedikit yang menetap daripada mengejar yang banyak tetapi setelah itu lupa.

Menghafal dengan hati dan pikiran yang fokus ditempat yang nyaman aman dan tentram.

Mulailah menghafal dengan 16 surah terakhir pada Juz 30 atau yang biasa disebut Juz Amma.

Menghafal Al Qur’an itu tidak mudah namun bukan berarti susah ataupun tidak bisa. Oleh karena itu, mari menghafal Al Qur’an dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang fokus agar hafalan itu kuat dan tidak mudah lepas.

Tanamkan lah dalam diri kita bahwa menghafal Al-Qur’an itu mudah, jangan pernah kita susah menghafal Al-Qur’an karena menjadi penghafal Al-Qur’an akan menjadi keluarga Allah Subhanahu wataala di surga nanti. 

Pernahkah anda melihat tayangan TV Hafizh Qur’an yang ada di setiap bulan Ramadhan?

Lihatlah mereka, banyak dari mereka masih berumur anak-anak tapi sudah menyelesaikan hafalan nya, diantara mereka juga ada yang diberi cobaan seperti memiliki mata yang tidak bisa berfungsi secara sempurna, dan lain-lain. 

Nah teman-teman sekalian, mereka dengan keadaan seperti itu saja bisa dengan mudah menghafal Al-Qur’an, bagaimana dengan kita yang sampai sekarang masih diberikan kesehatan, kesempurnaan mendengar, melihat dan lain-lain, tidak ada alasan bagi kita untuk menghafal Al-Qur’an.*** (Penulis: Hanifah)