Cerita Ringan Tentang Karnaval Fakhira Ayunda

Cerita ringan tentang karnaval Fakhira ayunda – Kali ini kami akan menyajikan hidangan ringan buat pembaca budiman berkaitan dengan Peringatan Hardiknas 2018 dan Karnaval TK Harapan Nagari Pangian Kecamatan Lintau Buo. Karnaval ini diadakan sehari setelah Peringatan Hardiknas di sekolah-sekolah.

Ternyata kegiatan karnaval menyisakan cerita tersendiri bagi seorang bocah Fakhira Ayunda. Kenapa tidak?

Saat asyik-asyiknya berjalan kaki bersama rombongan karnaval, dengan pakaian adat pengantin Minangkabau, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

Dedek, panggilan akrab Fakhira Ayunda, terpaksa dibawa bunda Srita Marlina untuk berteduh di rumah penduduk di pinggir jalan. Hal ini mungkin akan diingat oleh Dedek pada masa-masa selanjutnya.

Dedek terlihat sangat anggun dengan kostum karnavalnya. Pakaian adat pengantin ala Minangkabau. Suntiang perak dengan ukuran besar namun tidak membuat kepala dedek jadi berat. Baju dan rok anak daro berwarna hitam dengan motif sulaman benang putih. Serasi dengan postur tubuh Dedek.

Saat karnaval, Dedek ditemani ayah Rahid Sikumbang dan bunda Srita Marlina serta om Beben (Benni Rikki). Tapi sebelum karnaval, Dedek ditemani oleh om Beben. Ayah dan bunda tidak sempat menemani Dedek di TK Harapan Nagari Pangian. Maklum, ayah dan bunda terikat oleh jam dinas di kantor.

Ketika karnaval, eh Ayah malah curang! Dedek sama bunda jalan kaki sedangkan ayah naik motor. Ah, enggak juga. Ayah pakai motor supaya siap siaga kalau Dedek terlalu capek jalan kaki bisa naik motor juga.

Fakhira Ayunda pernah menjadi sosok sorotan blog artikel pendidikan anak ini.  Ketika itu Peringatan Hari Ibu, 22 Desember. Dedek bersama kakak (Dea Nafisa Ayunda) memberi kado dan catan kecil istimewa buat bundanya.
Oh, iya. Tahun pelajaran 2018/2019, rencananya Dedek mau masuk SDN 12 Pangian, tempat kak Dea sekolah. Tapi kak Dea mau menamatkan SD. Berarti Kak Dea tamat sedangkan Dedek masuk SD. Hehehe. Enggak sempat ketemu dengan kak Dea di SDN 12 Pangian.***