Asyiknya Menjadi Ayah di Zaman Now

Asyiknya menjadi ayah di zaman now – Zaman Now, sebuah istilah yang menjadi populer melalui media internet sejak beberapa tahun terakhir. Zaman now ternyata tidak semata bermakna, masa kini. Istilah yang berangkat dari kids zaman now ini dapat bermakna, sesuatu di luar kelaziman.

Guru zaman now, orangtua zaman now, pun ayah zaman now. Ini menunjukkan suatu sikap dan tindakan yang kadang-kadang tidak biasa atau tidak lazim.

Dan, ayah zaman now dalam konteks pembahasan ini menyangkut peran ayah dan ibu dalam rumah tangga.

Peran ayah dan ibu di zaman now  tidak selalu berkonotasi sama dengan dunia terbalik. Peran ayah bertukar dengan peran ibu di rumah tangga. Akan tetapi peran ayah dan ibu di zaman now dalam bentuk kerja sama dalam mengurus keluarga.

Segera turun tangan

Dalam situasi dan kondisi tertentu, ayah dapat berperan aktif dalam mengurus rumah tangga.

Ayah tetap menjadi pemimpin di rumah tangga dan sebagai pemimpin dapat langsung turun tangan, menggantikan peran ibu mengurus rumah tangga. Mengurus dapur, sumur sampai mengurus anak sekalipun.

Beberapa waktu lalu, ibunya anak-anak mengalami sakit beberapa hari lamanya. Otomatis saya langsung menggantikan perannya, mulai dari urusan dapur sampai sumur.

Memasak, mencuci piring dan mencuci pakaian. Yang tidak dapat saya gantikan langsung adalah mengajar. Ibunya anak-anak adalah seorang guru PNS di madrasah.

Urusan memasak itu sederhana namun dalam kesempatan itu saya hendak menanamkan pendidikan karakter kepada anak.

Dalam pikiran saya, penanaman pendidikan karakter di lingkungan keluarga di zaman now, tidak akan efektif lagi melalui perintah atau doktrin-doktrin.

Justru contoh nyata dari orangtua sangat diperlukan agar meresap ke dalam hati seorang anak.
Dalam urusan memasak, saya menanamkan budaya kerja yang ekonomis. Sebaliknya mengurangi budaya instant yang telah merambah ke lingkungan keluarga.

Contohnya, menyiapkan kebutuhan air minum keluarga. Biasanya kebutuhan air minum dipenuhi dengan membeli air minum pada galon isi ulang terdekat.

Kenapa tidak mencoba memasak air minum saja, sementara di sekitar rumah terdapat bahan bakar kayu api yang cukup? Memasak air dengan kompor gas justru akan boros?

Oleh sebab itu saya memanfaatkan dapur kotor di samping rumah. Saya memasak air minum dengan menggunakan bahan bakar kayu api.

Urusan mencuci pakaian, memang harus menggunakan mesin cuci. Justru mencuci secara manual akan menguras tenaga dan perlu waktu banyak.

Nah, dalam menjemur pakaian perlu menerapkan prinsip fisika. Kenapa? Pakaian tidak pudar warnanya atau tidak cepat lapuk.

Menjemur pakaian menerapkan prinsip fisika penguapan pada zat cair. Zat cair akan cepat menguap bila dianginkan.

Artinya, kain cucian akan cepat kering bila dijemur di tempat yang cukup mendapat angin.

Dijemur di bawah terik matahari juga lebih cepat kering? Iya memang. Tapi cara ini akan membuat pakaian cepat lapuk dan pudar warnanya.

Kalau pun terpaksa karena tempat menjemur kain tidak teduh, maka pakaian yang akan dijemur harus dibalik. Bagian yang mendapat sinar matahari langsung adalah bagian dalam pakaian.

Piring kotor jangan dibiarkan menumpuk di dapur. Ini sangat mudah mengatakannya kepada anak. Oleh sebab itu saya menerapkan selalu mencuci setiap piring atau alat dapur yang kotor.

Mengurus anak

Sejak anak-anak masih kecil-kecil, saya berusaha ikut mengurus anak lebih banyak supaya anak lebih dekat dengan saya.

Sebagai ayah, saya bangga mengajak anak-anak keliling kampung, menggunakan sepeda motor. ketika sore hari.

Kalau ada panggilan rapat dari pihak sekolah anak, saya selalu mengajukan diri untuk menghadirinya kapan pun. Sampai sekarang pun saya selalu mengantar atau menjemput anak ke tempat kostnya di kota.

Apakah saya tidak punya kerjaan lain? Punya. Saya adalah seorang guru PNS (sekarang ASN). Sebagai seorang guru, saya lebih memilih menjadi guru biasa dan non-sertifikasi. Dengan begitu, saya mengajar di sekolah hanya beberapa jam saja.

Sebaliknya, saya lebih banyak waktu untuk mengurus kepentingan anak sendiri. Di samping itu saya punya waktu banyak untuk menyalurkan hobi menulis dan kegiatan blogging.

Sekarang, anak-anak saya sudah besar. Satu orang sudah memperoleh gelar sarjana, dua orang masih menduduki bangku perkuliahan, satu orang menduduki bangku SMA dan si bungsu masuk SMP tahun ini.  
Ternyata sangat mengasyikkan menjadi seorang ayah di zaman now. Banyak yang dapat diperbuat oleh seorang ayah untuk mendidik dan membesarkan anak-anak di zaman now.

Menerapkan pendidikan karakter dan ilmu pengetahuan praktis di tengah kehidupan sehari-hari dalam lingkungan keluarga. Allahuallam bissowaab!***