Ketika Mesin Motor Mati Mendadak

Ketika mesin motor mati mendadak – Motor jenis Honda Astrea Grand keluaran 1997 berwarna hitam itu. Saban hari selalu menemani saya pergi dan pulang bertugas rutin. Menjemput air ke sumber air setiap hari. Kemudian sekali seminggu mengantar anak ke tempat kostnya di kota.

Motor jadul itu sebenarnya motor bekas, saya beli dari teman sejawat bulan Maret 2011 lalu.

Meskipun motor bekas dan sudah berusia tua namun jarang menguras isi dompet. Jika ada tanda-tanda akan bertingkah, berarti ada yang tidak beres dan segera diperiksa.

Kalau harus di bawa ke bengkel motor, itu pun tidak banyak biaya reperasinya. Itulah kelebihannya yang saya rasakan sejak memiliki motor Astrea Grand 1997.

Selain digunakan sebagai alat transportasi tugas rutin ke sekolah, motor Astrea Grand itu terpaksa bekerja berat.

Setiap musim kemarau tiba atau musim sumur galian mengering, motor tua itu digunakan untuk menjemput air ke sumber air yang ada. Termasuk musim sumur kering tahun ini.

Mogok mendadak karena busi rusak

Seperti biasa, minggu sore itu saya mengantar anak ke tempat kost di Batusangkar. Membonceng anak gadis dan si bungsu di belakang.

Belum sampai separuh perjalanan, tidak disangka mesinnya mati mendadak di jalan tikungan.

Otomatis motor berhenti juga. Ketika distarter dengan pedal kick starter masih tak mau nyala.

Tanda-tanda bakal nyala tidak ada meskipun distarter berulang kali. Kemudian diperiksa tanki bahan bakar. Tidak ada masalah.

Semula saya mengira platinanya sudah rusak. Tidak terpikir kalau terjadi kerusakan pada komponen lain. Mau memeriksa busi tapi tak satupun terbawa peralatan reperasi.

Mau dibawa ke bengkel reperasi motor tapi di sekitar tempat itu tidak ada.

Kami tiga beranak jadi kebingungan. Tak lama kemudian lewat dua orang anak usia sekolah dengan motornya.

Saya tahu, mereka itu murid saya meskipun saya tidak mengajar di kelasnya.

Mereka mau menolong untuk membawa ke bengkel motor dengan cara men-skep. Satu orang menaiki motor saya dan seorang lagi men-skep motor.

Dengan mahir mereka berhasil membawa motor mogok itu ke bengkel yang berjarak 5 kilometer.

Ternyata busi motor sudah rusak dan diganti dengan yang baru. Sekitar satu jam kemudian, saya meneruskan perjalanan menuju kota Batusangkar. Terima kasih muridku.***