Daging Sapi Mahal, Ganti dengan Daging Ayam (?)

Daging sapi mahal, ganti dengan daging ayam (?) – Harga daging sapi melonjak, bahkan sampai pada kisaran Rp. 120.000,- di berbagai pasar di Indonesia. Itu di antaranya berita yang mewarnai berbagai media cetak maupun elektronik di negeri tercinta ini.

Untuk kita yang tinggal di daerah pedesaan, atau dari keluarga menengah ke bawah. Boleh jadi tidak ambil pusing dengan berita dan persoalan harga daging sapi yang melambung tersebut. Kenapa demikian?

Alasan yang mungkin adalah daging sapi dapat diganti dengan daging ayam kampung yang sudah dijamin nilai gizi dan kesehatannya. Apalagi bagi kita yang telah memelihara ayam kampung di rumah masing-masing.

Berkemungkinan besar mengambil alternatif memanfaatkan daging ayam untuk pasokan kebutuhan selama bulan puasa dan lebaran bagi keluarga.

Alasan lain tidak perlu memusingkan melonjaknya harga daging sapi adalah kebutuhan biaya pendidikan anak. Masyarakat yang tinggal di desa khususnya lebih terkonsentrasi mempersiapkan masalah sekolah anak.

Setelah lebaran, akan berlangsung prosesi tahun pelajaran baru. Mau atau tidak, tahun ajaran baru identik dengan uang. Keluarga yang memiliki anak menduduki jenjang sekolah baru, sudah pasti membutuhkan sekian biaya sekolah.

Beli seragam sekolah dan biaya perlengkapan sekolah. Iuran ini dan itu yang ditetapkan oleh sekolah baru tempat anak bersekolah. Itu baru untuk satu anak.

Bagaimana dengan keluarga yang memiliki anak yang baru masuk sekolah dasar (SD/sederajat), sekolah menengah tingkat pertama (SMP/Sederajat), sekolah menengah atas (SMU/K)) dan memasuki jenjang perguruan tinggi?

Bagaimana pun, pendidikan anak menjadi prioritas utama bagi keluarga. Kelanjutan pendidikan anak dinomorsatukan sehingga pendidikan anak tidak mengalami kendala. Sementara, biarlah harga daging sapi melambung setinggi-tingginya.

Asalkan masa depan pendidikan anak tetap terjamin oleh keluarga menengah ke bawah atau yang berdomisili di pedesaan.***