Implikasi Pemberhentian Kurikulum 2013

Implikasi pemberhentian kurikulum 2013 – Kurikulum itu diperuntukkan buat siswa. Guru bertugas mengoperasionalkan kurikulum melalui pembelajaran. Tidak berarti apa-apa jika kurikulum tidak dioperasionalkan dengan baik. 

Hal ini sudah disinggung pada artikel sebelumnya. 

Baca kembali: Peran Strategis Guru dalam Kurikulum Pendidikan

Kurikulum 2013 seperti diketahui sudah diberhentikan pelaksanaannya di sekolah oleh menteri pendidikan dan kebudayaan. Apa implikasi pemberhentian kurikulum 2013? Ada dua hal implikasi yang perlu ditelisik pada kesempatan ini:

1.Biaya kurikulum 2013

Kurikulum yang berlaku lebih kurang tiga semester itu konon telah menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari biaya sosialisasi, pelaksanaan sampai penerbitan berbagai buku penunjang. 

Ini yang membuat pihak tertentu menganjurkan untuk meninjau ulang pemberhentian kurikulum tersebut. 

Namun tidak tertutup kemungkinan untuk disempurnakan sehingga biaya yang sudah dikeluarkan tidak menjadi sia-sia. Misalnya, buku yang telah diterbitkan dan diedarkan tetap dipakai di sekolah.

2.Mempengaruhi jam mengajar

Jika dilihat kepentingan guru sebagai pelaksana kurikulum, penghentian tersebut akan berdampak terhadap sertifikasi guru. Yang paling nyata adalah berkurangnya jam wajib guru sehingga berkemungkinan terpaksa memenuhinya ke sekolah lain jika ingin tetap mendapat tunjangan sertifikasi guru. 

Struktur kurikulum 2013 dapat mengatasi sedikit masalah akan kekurangan jam mengajar bagi mata pelajaran tertentu.

Namun jika dilihat kepentingan siswa, penghentian berlakunya kurikulum 2013, mungkin ada sisi baiknya. Yang pasti, otak siswa tidak lagi dipenuhi oleh materi, tas siswa tidak lagi dibebani oleh buku. 

Pembelajaran dijalankan sesuai potensi yang dimiliki sekolah. Tidak dipaksakan, harus sama dengan sekolah lain.***