Quo Vadis Program Wajib Belajar

Quo vadis program wajib belajar – Gema Program Wajib Belajar 9 tahun pernah membahana seakan mulai sayup-sayup terdengar. Padahal, program yang dicanangkan sejak dua dekade terakhir itu cukup strategis.  Menekan angka putus sekolah (drop-out) sekaligus meningkatkan sumberdaya manusia Indonesia.

Setiap anak Indonesia wajib memperoleh pendidikan minimal sampai jenjang pendidikan SMP/sederajat. Itu tujuan utama program wajib belajar 9 tahun. Program ini membuktikan bahwa pendidikan itu penting bagi masa depan anak.

Dengan mengikuti pendidikan sampai jenjang pendidikan tersebut akan memberi bekal pengetahuan dan kecakapan minimal bagi anak untuk terjun ke tengah masyarakat.

Namun perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, maka program ini sudah dicanangkan dan dilanjutkan menjadi program wajib belajar 12 tahun. Artinya anak Indonesia wajib mendapatkan pendidikan paling rendah pada tingkat  SMA/Sederajat.

Program wajib belajar 9 tahun masih belum tuntas, sementara wajib belajar 12 tahun sudah mendesak mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masalah yang sangat kronis dalam penuntasan program wajib belajar adalah  biaya pendidikan.

Fakta di lapangan mengajari kita bahwa program wajib belajar bertolak belakang dengan pendidikan berkualitas. Pendidikan yang berkualitas ternyata membutuhkan biaya yang cukup mahal. Pendidikan murah hanyalah sebuah paradigma yang sudah terkonsep dalam pemikiran masyarakat Indonesia.

Program dana BOS ( bantuan operasional sekolah) ternyata belum memadai dan sering belum tepat sasaran. Begitu pula beasiswa yang diberikan oleh pihak pemerintah maupun swasta belum mampu melancarkan program wajib belajar sepenuhnya.

Kondisi perekonomian orang tua justru sangat menentukan keberhasilan program wajib belajar. Melonjaknya harga barang, jasa, bea dan tarif, menjadi kendala orang tua untuk menyukseskan program pemerintah tersebut.