Pendidikan Membentuk Manusia Berbudaya

Pendidikan membentuk Manusia berbudaya - Sulit dibayangkan! Bagaimana jika seorang anak manusia, sejak dilahirkan sampai meninggal dunia, tak pernah mendapat pendidikan? Sementara kebutuhan lahiriah manusia itu berupa makan dan minum, tetap dipenuhi.

pendidikan,membentuk,budaya,manusia

Jangankan tidak pernah mendapat sentuhan nilai-nilai pendidikan. Yang sudah menempuh pendidikan di lingkungan keluarga maupun lembaga pendidikan.

Yang sudah menghabiskan biaya pendidikan sekian banyak. 

Belum tentu dapat menjadi manusia yang berbudaya. Baik di mata manusia maupun pandangan Allah SWT.

Fakta nyata sering kita saksikan melalui media informasi yang ada saat ini. Nyaris kita disuguhi informasi penyimpangan dan penyelewengan.

Ironisnya, pelakunya adalah manusia yang telah pernah mendapat pendidikan. Baik pendidikan agama maupun pendidikan umum.

Penyimpangan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat sering dilakukan oleh orang dewasa dan memiliki pendidikan.

Justru dengan bekal pendidikan yang dimiliki, mereka lebih pintar berkelit dan membela diri.

Mahir mencari alibi dan dalih. Kalau perlu mengajukan pasal-pasal bahkan ayat-ayat dalam undang-undang untuk menutupi kekurangan dan kecurangan mereka.

Fenomena ini menjadi tantangan cukup serius dalam mengembangkan pendidikan yang berbudaya.

Pendidikan tidak hanya sekadar mencerdaskan otak, membentuk anak pintar dengan segudang prestasi belajar.

Yang lebih penting sesungguhnya adalah membentuk manusia yang berbudaya. Prilaku orang dewasa yang tidak mencerminkan budaya baik akan menjadi panutan bagi anak-anak bangsa yang sedang mengikuti pendidikan.

Semestinya orang yang memiliki pendidikan akan menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya.

Masyarakat akan yakin bahwa pendidikan benar-benar membentuk manusia yang berbudaya.

Jika tidak, masyarakat akan beranggapan, buat apa memiliki pendidikan tinggi jika makin kurang ajar!

Di sisi lain, masyarakat banyak melihat orang-orang yang berpendidikan rendah justru tidak banyak menimbulkan masalah sosial di tengah masyarakat.

Ucapan, perbuatan dan tingkah lakunya tak banyak menimbulkan masalah bagi orang lain.

Bahkan mereka mampu menjadi motivator handal untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh orang lain.

Maka berbahagialah orang yang tidak sempat memiliki pendidikan tinggi namun masih mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kemaslahatan orang banyak.

Tentu saja, lebih berbahagia lagi bagi yang memiliki pendidikan memadai dan mampu menjadi panutan di tengah masyarakat. Karena pendidikan itu pada hakikatnya membentuk manusia yang berbudaya di tengah masyarakat.***