Antara Biaya Pendidikan dan Kemauan Anak

Biaya pendidikan kontra kemauan anak – Sudah menjadi rahasia umum. Penghujung tahun pelajaran selalu diwarnai oleh peristiwa mendebarkan. Tidak hanya untuk anak sekolah, orangtua yang memiliki anak usia sekolah pun akan mengalami hal sama. Persoalannya adalah biaya untuk melanjutkan pendidikan.

Orangtua yang mempunyai anak sekolah sudah harus berbenah diri. Berbenah diri maksudnya tidak lain menyiapkan dana pendidikan anak. Jika ada anak yang menamatkan jenjang pendidikan sekolah. 


Berarti bersiap diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Dan ini akan membutuhkan biaya pendidikan yang sudah pasti lebih besar dari sebelumnya. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin besar biaya yang dibutuhkan.

Yang menarik untuk dicermati adalah kontroversial antara kesanggupan ekonomi orang tua dengan kemauan anak bersekolah.

1.Kemampuan ekonomi orang tua terbatas, kemauan anak tinggi.

Kelangsungan pendidikan anak akan dipertaruhkan di saat-saat ekonomi orangtua yang semakin tidak menentu. Kemampuan orangtua membiayai pendidikan anak terbatas. Di sisi lain anak mempunyai kemauan yang tinggi untuk bersekolah. 

Namun kondisi ini, masih bisa diusahakan jalan keluarnya melalui program beasiswa, dana BOS, dan lain sebagainya.

2.Kemampuan ekonomi orangtua sangat mendukung, kemauan dan kemampuan anak tidak mendukung.

Orangtua mempunyai kemampuan ekonomi memadai untuk membiayai pendidikan anak. Sementara sang anak tidak mempunyai kemauan dan kemampuan otak untuk melanjutkan pendidikannya. 

Kondisi ini akan membuat para orangtua menelan ludah dan sangat menyesalkan kemauan dan kemampuan anaknya.

Idealnya tentu saja, kemauan dan kemampuan anak yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan ditunjang oleh kemampuan ekonomi orangtua yang memadai. Kondisi seperti ini tidak bermasalah bagi kelangsungan pendidikan anak.***