Relevansi Pendidikan dan Dunia Kerja

Relevansi pendidikan dan dunia kerja – Salah satu masalah penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) adalah keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dunia pendidikan belum mampu menjembatani kebutuhan dunia kerja terkini secara komprehensif. Hal ini pula menjadi penyebab terjadi pengangguran terdidik.

Sejauh mana keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa hal yang menjadi landasan berfikir: kualitas pendidikan, kuantitas lulusan pendidikan, dan ketersediaan lowongan pekerjaan. 

Kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan

Jika kualitas pendidikan bagus dan jumlah lulusan pendidikan membludak, tentu saja akan menimbulkan masalah bila lapangan pekerjaan yang tersedia tidak memadai. Kecuali lulusan pendidikan tersebut mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Banyak tamatan pendidikan tertentu yang belum memperoleh lapangan kerja yang sesuai dengan latar pendidikan. Orang menyebutnya dengan istilah “pengangguran terdidik”. Diakui memang, mencari pekerjaan zaman sekarang  tidak mudah. Perlu kesabaran dan ketekunan mencari lowongan kerja sesuai ijazah yang dimiliki.
Baca : 4 Masalah Pokok dalam Pendidikan Nasional
Di pihak lain, seseorang butuh pekerjaan yang berujung pada pendapatan atau penghasilan untuk biaya hidup sehari-hari. Tidak mungkin lagi seorang sarjana bergantung pada orang tua dalam masalah finansial.

Tak dapat ditutupi lagi, pendidikan yang telah ditempuh, ijazah yang sudah dikantongi, belum menjamin seseorang untuk langsung diterima di dunia kerja. Sebagai contoh, seseorang yang telah meraih gelar sarjana kependidikan. Tidak akan begitu mudah untuk diterima menjadi tenaga pendidik. 

Baik di lembaga pendidikan berstatus negeri maupun swasta karena keterbatasan lowongan formasi pegawai. Sementara perguruan tinggi keguruan terus menghasilkan calon guru. 
Baca juga: Quo vadis calon guru baru
Begitu pula lulusan perguruan tinggi dengan berbagai disiplin ilmu, kesulitan untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan ijazah dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Dunia kerja tidak hanya masalah keterbatasan formasi kepegawaian. Dunia kerja tertentu juga mensyaratkan adanya keterampilan dan keahlian tertentu, pengalaman kerja, dan lain
sebagainya. 

Sementara ijazah hanyalah sekadar pelengkap persyaratan administratif. Artinya, dunia kerja cenderung mengutamakan keterampilan, keahlian dan pengalaman kerja ketimbang ijazah. Syukur, bila semuanya dimiliki oleh seseorang sehingga memiliki peluang untuk diterima di dunia kerja.

Lembaga pelatihan dan keterampilan

Jika lembaga pendidikan formal belum mampu mengakomodasi kebutuhan dunia kerja secara langsung maka lembaga pelatihan dan keterampilan menjadi lirikan utama bagi calon tenaga kerja. Di samping memiliki ijazah tertentu, mereka perlu mengikuti pendidikan latihan dan keterampilan sehingga siap diterima di dunia kerja.

Lulusan SMP/Sederajat atau SMU/Sederajat lebih sesuai untuk mengikuti program latihan dan keterampilan.  Berbekal ijazah semata belum berarti banyak jika belum mengikuti pelatihan dan keterampilan. Jika tidak ingin kalah bersaing dengan yang lain, maka bekalilah diri dengan berbagai keterampilan dan keahlian agar bisa diterima di dunia kerja.***