Kesejahteraan Guru, Luar Biasa...!!!

Kesejahteraan guru luar biasa - Pihak guru pantas bersyukur berkaitan dengan profesinya sebagai pendidik.  Pemerintah benar-benar telah memperhatikan kesejahteraan guru. 

Ilustrasi gambar (pixabay.com)

Bukti nyata perhatian pemerintah itu dengan diluncurkannya Program Sertifikasi Guru sesuai dengan Undang Undang Nomor 14 tentang Guru dan dosen.

Dengan golongan IV A, seorang guru yang telah bertugas 20 tahun ke atas sudah bisa mengantongi tunjangan sertifikasi antara 4 sampai 5 jutaan per bulan.

Ini belum termasuk gaji regular non sertifikasi. Luar biasa bukan? Seiring dengan peningkatan kesejahteraan tersebut, program sertifikasi juga bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah khususnya, dan di negeri ini  pada umumnya.

Kini, program sertifikasi sudah berjalan lebih kurang delapan tahun sejak lahirnya undang undang Nomor 14 Tahun 2005.

Apa yang telah berubah sejak adanya program sertifikasi? Kesejahteraan guru, boleh dikatakan sudah menunjukkan kecerahan.

Guru boleh merasa lega dan senang dengan gaji yang luar biasa besar itu. Dengan berbekal ini, harapan masyarakat dan pemerintah, guru dapat memacu kualitas profesionalisme dan semangat mengajarnya di ruang kelas.

Kualitas pendidikan? 

Apakah wajah pendidikan di negeri ini juga sudah berubah seiring dengan berubahnya wajah kesejahteraan guru? 

Sebagai admin matra pendidikan, blog personal artikel tentang pendidikan, tidak bisa menjawabnya. Maklum, masih awam masalah mutu pendidikan.

Fakta di lapangan, dunia pendidikan, khususnya di sekolah masih digerayangi oleh berbagai persoalan internal. 

Mulai dari manajemen, sarana prasarana dan lingkungan belajar sampai pengelolaan peserta didik.

Ternyata, peserta didik  lebih cepat menerima informasi dari lingkungan luar berupa media cetak, elektronik dan jaringan. 

Prilaku siswa yang dianggap menyimpang oleh pihak guru ternyata dianggap wajar oleh siswa. 

Pantasan, siswa sekarang semakin susah diatur. Diam-diam sebagian kecil guru ‘makan hati’ oleh tingkah polah siswa yang sedikit ngelantur.

Apalagi pendekatan guru terhadap siswa yang berprilaku menyimpang ini bersifat agresif dan konvensional. 

Ini pantangan siswa! Sebaliknya, siswa itu suka pada guru yang dapat menangani siswa dengan pendekatan persuasif. 

Metode taut bathin dan kekeluargaan. Siswa ingin diberlakukan sebagai sahabat dalam satu sisi. 

Namun di sisi lain siswa pasti akan menghargai dan menghormati gurunya.

Sepertinya, siswa membutuhkan figur yang pantas digugu dan ditiru namun bersikap demokratis dalam menghadapi siswa. 

Siswa butuh keteladanan dan sekali-sekali juga butuh kejujuran. Siswa akan bangga dan senang jika gurunya jujur berkata jika telah melakukan kelalaian dalam bertugas. 

Misalnya, terlambat masuk kelas karena sesuatu hal. Jika siswa terlambat masuk kelas, mereka jujur dan minta maaf. 

Kenapa guru harus gengsi melakukan hal itu jika terpaksa terlambat masuk mengajar?

Predikat guru profesional memang menghadapi banyak tantangan dalam menjalani tugasnya sebagai pendidik. Tunjangan sertifikasi yang luar biasa besarnya harus ditebus dengan berbagai rintangan dan tantangan. 

Namun jika tidak lagi sanggup dengan semua itu, lambat laun akan mengeluh juga.***