Berkurangnya Hari Belajar Efektif

Berkurangnya hari belajar efektif - Jika Sobat memperhatikan kalender tahunan yang ada di rumah, tentu akan kagum melihat betapa banyaknya angka tanggal berwarna merah. Itu menjadi tanda hari libur, baik libur mingguan, hari besar nasional, dan hari besar agama.

Belum lagi acara ini, acara itu yang dianggap penting melebihi pentingnya proses pendidikan anak di sekolah.

Orangtua dan masyarakat sudah mengetahui akibatnya. Anak akan sering libur. Hari belajar efektif yang sudah direncanakan di awal semester sering terganggu.

Bagi anak sekolah, bahkan termasuk guru, hal ini sangat menggembirakan.

Di sisi lain, beban kurikulum pendidikan bukan semakin ringan. Struktur dan muatan kurikulum ditingkatkan dengan alasan meningkatkan mutu pendidikan.

Disinilah letak kejanggalan pengelolaan pendidikan di negeri ini.Tanpa disadari, korban semua ini adalah siswa. 

Terbatasnya hari belajar efektif karena banyaknya hari libur, memaksa guru untuk memacu pencapaian target kurikulum. Istilahnya, memadatkan materi pelajaran ke batok kepala anak. 

Berbagai cara dilakukan guru, mulai dari belajar tambahan sore, memberi tugas mencatat materi, mengkopi buku ini buku itu, dan segudang cara lainnya.

Proses pembelajaran seperti di atas hanyalah akan menimbulkan kebosanan belajar pada anak. Ujung-ujungnya adalah terjadinya perilaku menyimpang pada sebagian siswa. 

Kita tak perlu heran jika anak selalu terlihat bolos belajar.

Sebagai orangtua, kita pasti berharap agar semua itu akan berubah menjadi lebih baik. 

Pendidikan adalah wahana untuk meningkatkan sumberdaya manusia. Siswa adalah aset bangsa yang akan memimpin bangsa ini sekian tahun yang yang akan datang. Semoga.***