Masih Ada Maaf Untukmu (Bagian Kelima)

Pengantar cerbung bagian kelima - Nasi sudah jadi bubur. Bagaimana bubur itu masih bisa digunakan lagi sehingga kerugian dan resiko dapat dikurangi. Begitulah yang dialami Andika dan Rahma.

Ilustrasi gambar (pixabay.com)

Andika memilih menikahi Rahma secara diam-diam. Pernikahan siri itu terpaksa di sembunyikan dari orang banyak. 

Simak juga : Masih Ada Maaf Untukmu Bagian Keempat 

Akhirnya Rahma melahirkan seorang bayi laki-laki. Segala biaya melahirkan dan kebutuhan sehari-hari ditanggung Andika. Sampai Bian, bocah yang kini sudah memasuki PAUD.

Ikuti kisah selanjutnya Masih Ada Maaf Untukmu bagian kelima hanya di Matra Pendidikan!

***

Seorang bocah kecil bermain kejar-kejaran bersama temannya di halaman sebuah PAUD. Tiba-tiba salah seorang diantaranya terjatuh.

"Aduh, sakiittt...!!!" bocah itu menjerit dan meringis kesakitan. Akan tetapi teman bermainnya tak peduli. Bahkan semua temannya menghindar pergi.

"Tadi mama sudah ingatkan Bian agar berhati-hati...." Rahma datang menghampiri putranya.

"Iya mama, tapi Bian didorong oleh Ahmad..." balas sang bocah.

"Tapi Bian nggak apa-apa kok..." hibur Rahma seraya membimbing putranya masuk ke kelas anaknya.

"Bian terjatuh ya?" tanya gurunya.

"Iya, buk guru..."

"Lain kali hati-hati ya, sayang...?" ujar buk guru. Bian mengangguk.

Rahma kembali duduk di tempat penantian orangtua siswa PAUD. Tiba-tiba ia merogoh tas ponselnya.

Nomor yang dihubungi tidak merespon. Lalu coba mengulangi tapi tetap tak ada respon.

Sementara di tempat lain terlihat Andika duduk bersandar penuh pada sandaran kursi. Hatinya sedikit galau. 

Ponsel yang tadi berdering berulang-ulang tak digubrisnya. Ia tahu panggilan itu dari istrinya Rahma.

Pernikahan siri Andika dan Rahma agaknya sudah mulai tercium oleh rekan kerjanya.

Dini sang rekan kerja mulai bicara melantur dan menyindir. Bahkan tadi sempat menyindir.

"Aku tak pernah lagi mendengar kabar kak Rahma. Oh ya, gimana kabarnya?" 

"Lho, kok bertanya ke saya buk Dini?" sergah Andika pura-pura tidak tahu.

"Kabarnya pak Andika sudah menikah dengan kak Rahma. Itu sebabnya saya tanya pak Dika..."

Andika tertawa kecil. "Siapa bilang saya menikah dengan Rahma?"

"Pokoknya ada isu deh...." balas Dini.

"Ah, itu tidak benar ..." Andika masih berkilah.

Selama ini Andika berusaha menutupi rapat-rapat pernikahannya dengan Rahma. Itu sebabnya ia memilih tempat yang jauh untuk menikah. 

Pada awalnya Rahma memilih tempat tinggal di sebuah kota. Andika harus menempuh jarak jauh menemui Rahma. Itu pun pada malam hari saja.

Hal itu sudah berlangsung sampai Bian, putranya memasuki pendidikan di PAUD.*** (Bersambung....)