Mengajar Pekerjaan yang Mengasikkan, Begini Ceritanya!

Mengajar pekerjaan yang mengasikkan, begini ceritanya! - Dua peristiwa penting tentang guru dan Korpri sudah dilewati. Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI serta Hari Korpri akhir bulan November Tahun 2023.

Mengajar itu mengasikkan (Matrapendidikan.id)

Sehubungan dengan peringatan peristiwa penting itu saya membagikan sebuah 'curhatan' pada pengunjung budiman.

Artikel ini tak lebih sekadar evaluasi dan refleksi terhadap pekerjaan yang sudah saya jalani sebagai guru selama 30 tahun.

Sudah lama memang tetapi saya belum menjadi guru yang baik. Masih banyak kekurangan ketimbang kelebihan.

Mengajar bagi saya adalah hobi, sekaligus pekerjaan yang tentunya mengasikkan.

Memang dari tahun ke tahun, pekerjaan guru semakin tidak mudah. Banyak tantangan dan hambatan. 

Sebutlah administrasi keguruan. Makin canggih teknologi makin banyak administrasi. Guru menyiapkan administrasi mengajar dan kepegawaian, segudang banyaknya!

Belum lagi perintah atasan begini dan begitu melalui perangkat android. Tapi saya bukanlah guru gaptek. Semua insyaallah bisa dikerjakan, no problem!

Tidak hanya sampai disitu, mengajar di ruang kelas tak kalah serunya. Dinamika siswa kekinian!

Siswa sekarang cukup kritis meskipun cenderung kritis negatif. Perilaku mereka sering agresif dan kadangkala sok pintar bahkan seakan mengalahkan guru.

Kehilangan akal kah guru?

Justru sebaliknya! Kondisi seperti itu menjadi menarik dan menggelitik. Disinilah perlunya unsur manusiawi guru.

Guru bisa emosi dan marah. Bahkan guru dapat 'main keras' jika diperlukan, sesuai kondisi yang terjadi di ruang kelas maupun luar ruang kelas.

Guru itu paham dengan Undang-undang Perlindungan Anak, pendidikan ramah anak dan segenap peraturan dalam pendidikan.

Tapi sifat manusiawi, disaat tidak memungkinkan, guru bisa saja tidak sabar. Emosi dan marah bahkan memukul dan tindakan lainnya. Itu harus, sesuai dengan kondisi yang dihadapi!

Sebaliknya guru juga bisa bergurau, tersenyum dan tertawa menghadapi siswa sesuai kondisi yang terjadi.

Guru bisa berperan sebagai pendidik, penceramah, pelawak, pemain drama dan semua itu tergantung keadaan.

Guru memiliki semacam sense of problem solving. Guru tidak hanya pintar dari segi ilmu dan pengetahuan dan aksi-aksi yang menyenangkan siswa melainkan juga punya keterampilan untuk memecahkan masalah pembelajaran.

Setiap menghadapi masalah akan ada jalan keluarnya. Masalah sosial, pembelajaran dan keluarga. Pastilah ada jalan keluarnya.

Pantas, guru itu pahlawan pembangun insan cendikia! Karena guru lebih dulu cendikia ketimbang muridnya.

Pantas pula mengapa mengajar siswa itu pekerjaan yang penuh tantangan namun cukup menarik dijalani.***