Melongok Tradisi Membuat Lemang di Nagari Taluak

Melongok tradisi membuat lemang di nagari taluak – Minangkabau terkenal dengan berbagai tradisi dan budaya yang berakar dari filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). MIsalnya, tradisi membuat lemang atau biasa disebut malamang.  Tradisi inilah yang akan kita longok di sebuah nagari (desa) di  Minangkabau.

Kontributor matrapendidikan.com, Refrimadona SPd telah mengirim foto  tentang tradisi Malamang di Nagari Taluk Kabupaten Tanah Datar.

Katanya, malamang kali ini berkaitan dengan kegiatan doa 110 hari meninggal pamannya.

Lemang merupakan salah satu penganan tradisional khas Minangkabau. Lemang terbuat dari bahan beras ketan (putih) dicampur dengan santan kelapa dan bumbu sehingga menjadi adonan.

Adonan lemang ini  dimasak dengan wadah tabung talang (bambu) dengan api dari bahan kayu.

Sebelum dimasukkan adonan lemang ke dalam tabung bambu, terlebih dulu tabung bambu  bagian dalam diberi bungkus daun pisang melingkar sepanjang tabung bambu.

Setelah adonan lemang dimasukkan dengan sendok ke dalam tabung bambu dengan hati-hati agar bungkus daun pisang tidak rusak..

Setelah itu tabung talang lemang disusun dengan posisi tegak dan rapat. Satu barisan terdiri dari beberapa batang tabung lemang.

Minimal ada dua barisan tabung lemang dan di tengahnya, antara dua barisan tabung lemang terdapat tumpukan kayu api yang siap dibakar.

Biasanya,  pembuat lemang menjaga agar api tidak langsung mengenai batang tabung lemang. Pengaturan besar kecilnya api pembakar lemang menentukan hasil masakan lemang.

Oh ya, membuat lemang (Malamang) memerlukan kerja sama dan sulit dilakukan sendiri. Kerja sama dalam membuat lemang dilakukan oleh anggota keluarga maupun tetangga terdekat.

Tradisi membuat lemang tidak hanya ketika acara Mendoa tetapi juga acara peringatan dan perayaan, seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, Maulud Nabi, Tahun Baru Hijriyah. Begitu pula saat batagak penghulu, pesta perkawinan dan lain sebagainya.***