Guru Datang dan Masuk ke Dunia Siswa

Guru datang dan masuk ke 'dunia siswa' – Momentum Hari Guru Nasional (HGN) menjadi kesempatan baik bagi para Pahlawan Pembangun Insan Cendikia alias guru untuk merenung dan memetik berbagai hikmah.

Oleh sebab itu, artikel ini pun dihadirkan ke hadapan anda, masih dalam rangka memeriahkan peringatan HGN tersebut. 
 
Guru dijuluki Pahlawan Pembangun Insan Cendikia. Ini mengisyaratkan bahwa guru berjuang keras mencerdaskan anak bangsa.

Semangat kejuangan para penyerdas anak bangsa telah memicu lahirnya banyak karya inovasi, terutama berkaitan dengan tugasnya sebagai pengajar, pendidik dan pelatih bagi anak bangsa.

Karya inovasi guru justru lahir karena banyak mengalami kendala dan hambatan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di lembaga sekolah.

Ada yang sempat diabadikan dalam karya tulis ilmiah. Namun karya inovasi tersebut lebih banyak disimpan di hati dan pikiran guru untuk diterapkan sendiri di ruangan kelas.

Kendala dan hambatan dalam pembelajaran telah mendorong para guru untuk menemukan ataupun memodifikasi strategi, teknik dan metode pembelajaran.

Hal itu dilakukan karena setiap anak didik memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya. Mereka bergabung dalam satu ruang kelas dalam heterogenitas yang tinggi.

Mau atau tidak, heterogenitas peserta didik menghendaki perubahan pola interaksi guru dan murid dalam pembelajaran.

Dinamika perkembangan peserta didik sampai hari ini, mengharuskan guru mau menggeser konsep pemikiran lama dimana para peserta didik harus mengikuti semua kemauan guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien.

Guru ‘mengundang’ siswa agar masuk ke dalam dunia guru untuk menerima pelajaran.

Namun di era sekarang ini, justru gurulah yang perlu ‘datang’ dan masuk ke dalam dunia siswa.

Artinya, guru perlu proaktif menyelami karakter dan keinginan siswa dalam belajar, kemudian berusaha mengubah potensi yang sudah dimiliki oleh siswa berdasar potensinya masing-masing.

Jika direnungkan,  konsep pemikiran di atas secara alamiah sudah berjalan sebagaimana mestinya. Guru memang 'datang' untuk masuk dan mengajar ke ruang kelas siswa.

Kedatangan guru pada hakikatnya adalah ‘tamu’ bagi siswa di dalam kelas tersebut.

Jika guru menjadi tamu dalam dunia siswa, maka pihak siswa harus memaklumi kalau seorang tamu harus dihormati.

Kehadiran guru di ruang kelas semestinya mendapat tempat di hati siswa.

Salah satu implementasinya adalah siswa tidak meninggalkan ruangan kelas ketika guru datang. Tidak menunjukkan perilaku menyimpang, seperti mengganggu proses pembelajaran, bolos, dan lain sebagainya.

Konsep guru 'masuk ke dalam dunia siswa' sesungguhnya menjadi awal yang baik dalam menjalankan proses pembelajaran di ruang kelas.

Betapapun sulitnya materi pelajaran, siswa akan berusaha untuk tetap betah menerima pelajaran dari guru.
Berdasar pengalaman empiris dan eksperimen sederhana, konsep guru datang dan masuk ke dalam dunia siswa, cukup efektif dalam membelajarkan siswa.

Suasana belajar agak lebih kondusif dan menggairahkan siswa. Memang, cukup sulit untuk diterapkan mengingat tradisi dan kebiasaan selama ini.

Namun secara berangsur, dengan semangat kejuangan mencerdaskan anak bangsa, konsep tersebut dapat diterapkan dan berpengaruh besar terhadap psikologis siswa dalam proses pembelajaran.***