Makna Sukses dalam Mengajar

Makna sukses dalam mengajar – Ketika pertama kali dinyatakan lulus sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Kami menandatangani pernyataan untuk bersedia di tempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Itu artinya, kami harus siap mengajar di mana pun di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Di sekolah perkotaan, desa atau di sekolah daerah terpencil sekali pun. Tujuannya sama, mengabdikan diri sebagai pahlawan tanpa tanda jasa (sekarang, pahlawan insan cendikia). 

Alhamdulillah, kami ditempatkan di sekolah yang baru berdiri di wilayah Pasaman Barat, Sumatera barat. Memang bukan daerah terisolir namun cukup jauh dari kampung halaman kami. 

Tantangan dan kekurangan

Di tempatkan pada sekolah baru di desa, sudah pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Budaya belajar masyarakat yang belum bagus sehingga berpengaruh pada pola belajar siswa.

Anak-anak umumnya bekerja membantu orang tua ke sawah atau ke kebun sawit.

Sangat sulit menerapkan aturan belajar dan disiplin sekolah. Siswa sering dan banyak yang datang terlambat ke sekolah.

Akan tetapi mau saja anak bersekolah, itu sudah bagus. Begitu pula pembentukan karakter anak yang masih perlu kerja keras untuk mengembangkannya. Perlu kesabaran luar biasa pada diri guru.

Tantangan lain yang tak kalah serunya adalah, sarana dan prasarana belajar yang serba terbatas. 

Akan tetapi semua tantangan yang dihadapi menjadi energi positif bagi kami untuk lebih aktif dan kreatif menciptakan strategi maupun metode pembelajaran. 

Berusaha untuk menyajikan suasana belajar yang menarik sehingga mereka betah berlama-lama duduk di ruang kelas.

Pelajaran berharga

Kami mendapat pelajaran berharga di sekolah baru dibangun di desa. Merasakan sesuatu yang mengesankan bertugas di daerah pedesaan dibanding perkotaan. 

Kebetulan, perbandingan ini kami peroleh karena sebelumnya kami menjadi guru honorer di sekolah swasta di salah satu kota besar di Sumatera Barat, selama lebih kurang 2 tahun.

Di sekolah baru di desa, kami memetik pelajaran berharga tentang makna sukses dalam mengajar.

Salah satunya adalah derajat keberhasilan guru mengubah input siswa yang rendah menjadi output siswa yang bermakna setelah terjadi proses pembelajaran.

Secara matematis digambarkan begini; input nilai siswa sekolah di desa rata-ratanya hanya 5.00. Ini tergolong input nilai siswa yang rendah. 

Setelah melalui proses belajar mengajar, rata-rata output nilai siswa berubah menjadi 6.00. Ada kenaikan nilai 1 (satu) poin setelah proses pembelajaran dijalankan.

Bandingkan dengan data ini; nilai input siswa sekolah di kota rata-ratanya 7.00 dan setelah pembelajaran rata-ratanya menjadi 7.50. Kenaikan nilai hanya 0.5 (setengah) poin setelah pembelajaran berlangsung.

Berdasar perbandingan data tersebut, dapat dikatakan guru di pedesaan lebih sukses dalam mengajar ketimbang guru di perkotaan. Artinya apa? 

Mengajar anak yang sudah ‘pandai’,  fasilitas dan perlengkapan belajar memadai, tentulah menyenangkan.

Namun mengajar di sekolah baru berdiri, fasilitas seadanya, memang kurang menyenangkan. 

Namun tantangan dan hambatan akan mendorong guru untuk lebih kreatif menjalankan pembelajaran sehingga terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada hasil belajar siswa.***