Perihal Siswa Teladan

Perihal siswa teladan - Konsep siswa teladan mulai hilang dari peredaran di sekolah. Tradisi pemilihan siswa teladan yang pernah marak sebelumnya mulai ditinggalkan.

Tertelan oleh gemerlapnya sosialisasi dan upaya mewujudkan siswa berprestasi. Itulah salah satu yang melatarbelakangi lahirnya artikel perihal siswa teladan.

Apa beda siswa teladan dengan siswa berprestasi?

Siswa berprestasi memiliki skala ukur terlalu sempit. Hanya terbatas pada kemampuan siswa dalam bidang kognitif (intelektual).

Siapa yang menunjukkan hasil belajar terbaik maka mereka dikatakan sebagai seorang siswa berprestasi. 

Namun tidak ada jaminan kalau siswa berprestasi itu akan menjadi siswa teladan di sekolahnya.


Lebih jauh mungkin dapat diungkapkan bahwa siswa berprestasi lebih cenderung berorientasi pada prestasi akademis. Hasil belajar dari semua mata pelajaran di sekolah setelah diadakan kegiatan ujian. Atau hasil belajar pada prestasi kegiatan ekstrakurikuler seperti olah raga, seni, dan budaya.

Bagaimana dengan siswa teladan?

Siswa teladan di sekolah lazimnya ditentukan melalui pemilihan yang melibatkan semua warga sekolah. Mulai dari kepala sekolah beserta unsur pimpinan, majelis guru, semua siswa dan warga sekolah lainnya. Tolok ukur siswa teladan lebih kompleks. 

Menyangkut sikap dan tingkah laku siswa sehari-hari.  Siswa yang pantas mendapat julukan siswa teladan adalah siswa yang dapat dijadikan contoh dan model bagi temannya. 

Siswa teladan mengajak teman-temannya bersikap, bertingkah laku serta berpenampilan melalui tauladan dan contoh pribadinya.

Bagaimana katagori siswa teladan?

1.Mematuhi peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah.
2.Rajin belajar dan senang membaca buku.
3.Hormat dan santun kepada semua guru
4.Berpakaian dan berpenampilan rapi.
5.Berkata dan bertutur lemah lembut dan menyenangkan.
4.Disenangi oleh teman sesama siswa dan guru.

Kendala apa yang mungkin ditemui?

Kendala yang mungkin ditemui adalah keterbatasan waktu untuk melaksanakan pemilihan siswa teladan ini. Apalagi saat ini aktivitas belajar siswa begitu padat. Oleh sebab itu, pelaksanaan siswa teladan ini diserahkan kepada OSIS.

Demikian perihal siswa teladan. Mudah-mudahan artikel ini menjadi bahan pemikiran buat guru dan pimpinan sekolah. Tujuannya tidak lain dalam rangka pembinaan sikap dan tingkah laku siswa yang akhir-akhir ini disinyalir mengalami degradasi. 

Nasehat semata dari guru dan orang tua tidak akan manjur lagi tanpa adanya keteladanan.***