Tradisi Balimau Jelang Bulan Suci Ramadhan

Tradisi balimau jelang bulan suci ramadhan – Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi tertentu dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Tradisi ini sebagai wujud kegembiraan masyarakat menyambut bulan puasa. Kegembiraan itu diwujudkan dengan kesucian diri, jasmani maupun rohani.

Di Sumatera Barat dikenal dengan tradisi balimau. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun sejak berabad-abad lamanya di kalangan masyarakat Minang Kabau. Namun akhir-akhir ini, tradisi mandi balimau sudah mulai dilarang oleh ulama di Sumatera Barat. Hal ini karena pelaksanaan tradisi balimau sering melanggar syariat islam itu sendiri.

Salah satunya adalah mandi bersama antara laki-laki dan perempuan tanpa pembatas. Bahkan bercampur-aduk antara laki-laki dan perempuan di tempat pemandian. 

Apa itu balimau?

Balimau adalah mandi keramas dengan menggunakan jeruk nipis sebagai pembersih. Dilaksanakan pada kawasan tertentu yang memiliki air mengalir. Misalnya, kawasan sungai, tempat pemandian, danau, dan lain sebagainya.

Tradisi balimau bertujuan untuk membersihkan diri secara fisik untuk memasuki bulan puasa Ramadhan. Hal ini tak luput dari sejarah balimau yang diadakan oleh masyarakat Minang Kabau pada masa lampau.

Pada zaman dulu tidak setiap orang dapat mandi sampai bersih. Selain belum ada sabun mandi, juga karena kekurangan air dan kesibukan bekerja sehari-hari. Oleh sebab itu mereka sengaja mandi menggunakan pembersih jeruk nipis ketika memasuki bulan Ramadhan.

Jeruk nipis dipilih karena buah tanaman pertanian ini dapat membersihkan tubuh karena aromanya wangi dan memiliki sifat melarutkan minyak dan keringat serta bau badan.

Tradisi balimau memang dilaksanakan di tempat mandi yang luas dan mengalir airnya. Namun tidak boleh melanggar aturan pergaulan dimana antara perempuan dan laki-laki tidak boleh bercampur dalam satu tempat pemandian.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel